REALITA RIAU - Dalam sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa stres, gangguan tidur, dan kelelahan dianggap sebagai faktor risiko serangan jantung dan stroke.
Kondisi itu akan meningkat tajam terhadap wanita.
Dilansir dari The Sun pada Minggu, 5 September 2021, hasil penelitian itu telah disampaikan pada Konferensi Organisasi Stroke Eropa.
Baca Juga: Gubri Tonton Langsung Partai Final, Atlet Asal Kampar Raih Medali Emas Paralimpiade Tokyo 2020
Mereka membandingkan data dari 22 ribu wanita dan pria yang ada di Swiss antara tahun 2007 dan 2017.
Hasil penelitian pun menemukan, dua pertiga orang dewasa mengeluh stres akibat pekerjaan, yang mana sebanyak 66 persen terdeteksi pada 2017 dan 59 persen terdeteksi pada 2012.
Peningkatan jumlah itupun seiring dengan naiknya proporsi wanita yang bekerja penuh waktu selama periode tersebut.
Baca Juga: Lebih dari 80 Persen Wilayah di Indonesia Alami Kemarau Panjang
Sebanyak 1 dari 3 wanita atau sekitar 33 persen wanita merasa lelah dan lemah setelah bekerja. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang hanya 26 persen.
Kemudian, dalam penelitian ini juga mengungkapkan bahwa wanita lebih sering mengalami masalah tidur dibandingkan pria, yakni dengan persentase, wanita 8 persen dan pria 5 persen.
Tapi, risiko penyakit jantung yang dipicu oleh tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi masih lebih tinggi pada pria.
Baca Juga: RAMALAN Zodiak Hari Ini 5 September 2021: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn
dr Martin Hansel dari Universitas Zurich, Austria mengungkapkan, stres pekerjaan cenderung membuat pria sering merokok dan gemuk.
"Tetapi, wanita melaporkan peningkatan yang lebih besar dalam faktor risiko non-tradisional untuk serangan jantung dan stroke, seperti stres kerja, gangguang tidur dan kelelahaj," terang Martin.
Peneliti pun membandingkan data dari 22 ribu pria dan wanita dalm survey kesehatan Swiss dari tahun 2007, 2012, dan 2017.
Baca Juga: RAMALAN Zodiak Hari Ini 5 September 2021: Gemini, Cancer, Leo, Virgo
Dimana mereka menemukan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah wanita yang berisiko terserang penyakit jantung kardiovaskular.
Tren ini bertepan dengan peningkatan jumlah wanita yang bekerja penuh waktu dari 38 persen pada 2007 menjadi 44 persen di tahun 2017.***