REALITA RIAU - Diketahui penyakit stroke menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada tahun 2015 dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2014.
Dari data Kemenkes, prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang.
Terkait hal itu, Kemenkes akan melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan prevalensi stroke di Indonesia.
"Mulai tahun depan deteksi dini (stroke) akan ditanggung BPJS," ungkap Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi pada Kamis, 13 Oktober 2022.
Menkes mengatakan, saat ini jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan spesialis bedah jumlahnya belum memadai.
"Kami sedang berproses untuk memenuhi itu. Saya sudah alokasikan untuk kanker, stroke, jantung dan hinjar sekitar Rp30 triliun sampai tahun 2027," katanya.
Baca Juga: Kasus Kematian Karena DBD di Riau Semakin Bertambah, Diskes Minta Puskesmas Rutin Lakukan Pencegahan"Seluruh provinsi dan 514 kabupaten/kota akan memiliki alat intervensi non-bedah. Ini pilar nomor dua tranformasi layanan rujukan," sambungn Budi.
Budi juga menjelaskan, jumlah dokter spesialis bedah saat ini juga masih sangat minim. Selain itu, persebarannya juga belum merata.
"Saya akan perbanyak prodi (program studi) spesialis dan RS Pendidikan baik di FK (Fakultas Kedokteran) swasta atau negeri," jelasnya.