Ganjar Pranowo Ajak Elit Politik untuk Mengeluarkan Pernyataan yang Menyakiti Hati Masyarakat

- 25 Januari 2022, 14:29 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak para elit politik untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang menyakiti masyarakat
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak para elit politik untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang menyakiti masyarakat /Tangkapan Layar/Youtube/@PikiranRakyat

REALITA RIAU- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak para elit politik untuk menahan diri dalam pernyataan-pernyataan yang menyakiti hati masyarakat.

Ungkapan Ganjar Pranowo itu ditujukan untuk merespon adanya statemen dari tokoh politik beberapa waktu lalu yang menyinggung soal suku, agama, ras dan bahasa.

Diketahui beberapa waktu, Anggota DPR, Artieria Dahlan sempat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti masyarakat Sunda.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Pemerintah Tidak Merasa Aman jika Tidak Ada Permainan Politik dalam Jabatan TNI

Kemudian, ada juga mantan caleg PKS, Edy Mulyadi yang menyinggung tentang Ibukota Negara baru yang akan dipindahkan ke Kalimantan.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Ganjar Pranowo: Elit Politik Jangan Statement Menyakiti Masyarakat".

"Hari ini banyak stateman-stateman terkait suku, agama, ras, bahasa yang memunculkan reaksi di masyarakat," ungkap Ganjar Pranowo, Senin, 24 Januari 2022.

Baca Juga: Terkait PTM 100 Persen, Staf Kepresidenen Sebut Orang Tua jangan Panik Terlalu Berlebihan

"Saya kira saatnya kita menahan diri dan memilih diksi yang tepat. Jika stateman kita berpotensi bisa menyakitu hati masyarakat, mbok ya tidak dikeluarkan," sambungnya.

Menurut Ganjar, kritik otokritik itu seusatu yang menyehatkan. Tapi jika pilihan diksi dan intonasi yang tidak tepat atau terlalu nyinyir, itu membuat penerimaan di masyarakat jadi berbeda.

"Akhirnya reaksi muncul, di Jabar muncul, di Kalimantan muncul. Yok kita yang dipercaya masyarakat, kita yang mengerti persoalan dan perasaan masyarakat, kita bicara yang baik yok. Kritik boleh, tapi kalau kemudian apa yang disampaikan itu ada potensi menyakiti hati, lebih baik jangan dikeluarkan," ucapnya.

Baca Juga: KPK Periksa Ketua DPRD Kota Bekasi dalam Kasus Suap Pengadaan Barang dan Jasa Serta Jual Beli Jabatan

Sebab lanjut Ganjar, kadang-kadang statemen yang dikeluarkan itu memiliki implikasi yang luar biasa. Sehingga yang terjadi justru hal yang kontraproduktif dan berdampak pada masyarakat.

"Pilih kata-kata yang baik, ada cara menyalurkan yang baik, ruang diskusi sangat terbuka. Itulah demokrasi, maka kita tahan dirilah, itu," tegasnya.

Ganjar juga meminta masyarakat tidak perlu terprovokasi. Masyarakat diminta menahan diri, dan menyelesaikan persoalan itu dengan meminta klarifikasi secara langsung.

Baca Juga: KPU Riau Telah Siap untuk Menyelenggarakan Pemilu 2024: karena Ini Sudah Menjadi Amanah yang Diberikan

"Lebih baik diundang yang mengeluarkan statemen, silahkan datang maksud anda apa. Menurut saya baik, sehingga orang yang membuat pernyataan gentle, datang bertemu kelompok masyarakatnya. Dia bisa menjelaskan, kalau salah minta maaf dan selesai klarifikasi. Jadi masyarakat jangan terprovokasi," pungkasnya.

Sekedar diketahui, sejumlah tokoh politik akhir-akhir ini membuat geger publik. Setelah anggota DPr RI, Arteria Dahlan menyinggung orang Sunda, kini giliran eks kader PKS, Edy Mulyady mengeluarkan statemen yang dinilai menyakiti hati masyarakat Kalimantan.***

Editor: Febri Romadhon

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah