REALITA RIAU - Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar mengklaim telah banyak pembangunan yang telah dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, meski dalam pandemi Covid-19, aktivitas ekonomi di Riau mulai bangkit. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,88 persen.
"Alhamdulillah komoditi unggulan (kelapa sawit), sebagai penopang utama perekonomian Provinsi Riau dan aktivitas masyarakat sudah mulai normal kembali," ungkap Gubri.
Syamsuar mengatakan, capaian realisasi investasi di Riau untuk tahun 2021 berada di peringkat ke-5 nasional dengan capaian sebesar Rp53,02 triliun.
Ia menambahkan, untuk PDRB Riau saat ini juga berada di posisi ke-5 nasional dengan kontribusi sebesar 5,22 persen terhadap PDB nasional.
Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2021 berada di posisi ke-7 nasional dengan sebesar 72,94 poin.
Untuk tingkat kemiskinan di Riau juga menurun, dimana pada Maret 2022, kemiskinan di Riau sebesar 6,78 persen.
Tingkat pengangguran terbuka di Riau pada Februari 2022, berada 4,40 persen lebih rendah dari capaian nasional sebesar 5,83 persen.
Pada 2021, indeks daya saing daerah Riau dengan capaian 2,9890 poin. Meningkat jika dibandingkan pada tahun 2020 dengan 2,2399 poin.
Indeks Kebudayaan Provinsi Riau di tahun 2020 berada di peringkat 4 nasional, yang di tahun sebelumnya berada di posisi ke-7.
Setelah adanya bantuan keuangan khusus (BKK) desa berdampak dengan tumbuhnya desa maju di Riau semenjak tahun 2019.
"Pada tahun 2022 setelah adanya program BKK kepada desa, jumlah desa mandiri sebanyak 159 desa, desa maju sebanyak 517 desa," katanya.
Ia menjelaskan, hal itu BKK desa juga berdampak pada peningkatkan BUMDes dengan klasifikasi maju.
"Saat ini hanya dua provinsi yakni Riau dan Jawa Tengah yang telah melaksnakan klasifikasi keberadaan BUMDes sesuai dengan peraturan pemerintah," jelasnya.
"Kita tidak ingin berpuas dengan apa yang telah dicapai. Kami berharap dengan dukungan semua pihak kedepannya Provinsi Riau jauh lebih baik," pungkasnya.***